Perusahaan swasta, yang lebih dikenal dengan Kaskus ini, sejak awal didirikan menjadikan keberadaan generasi Y yang unik sebagai perhatian utama bahkan menjadi fondasi perusahaan.
“Kita bukan sekadar mengantisipasi tetapi business nature Kaskus sendiri di-setting dari dan untuk generasi Y, di mana generasi tersebut tidak bisa lepas dari Internet dan melek ternologi,” kata HRD Officer Kaskus, Sakura Indah Sari. dikutip dari bisnis.
Forum Kaskus.co.id |
Ada empat hal yang jadi karakter khas Generasi Y sehingga perlu strategi khusus dibanding generasi sebelumnya. Pertama, dari segi karakter organisasi, salah satu cirinya generasi ini lebih menyukai fleksibilitas. Bentuk organisasi yang kaku dengan hierarki yang ajeg akan jadi membosankan.
“Kaskus sejak awal tidak demikian, dalam banyak hal Kaskus cukup fleksibel, misalnya dari waktu kerja, cara berpakaian, dan stuktur organisasi,” tuturnya.
Sakura berujar karyawan di perusahaan yang bergerdak dalam bidang forum komunitas online ini bisa saja datang pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB dan pulang menyesuaikan waktu datangnya.
Sementara itu, untuk pakaian bisa pakai jeans dan kaos, yang penting tetap cukup sopan. Hierarki, meski ada, tetapi tak menghalangi komunikasi lintas divisi atau antara atasan dan bawahan. Sesekali SDM menggelar sesi khusus untuk mempertemukan Kaskus officer dengan CEO dalam Coffee break with CEO.
Kedua, untuk aspek pengembangan karir dan kompetensi yang sering dipertanyakan oleh Generasi Y.
“Kekuatan yang terkadang juga jadi kelemahan generasi ini adalah keinginan mereka untuk bisa segera melesat dalam karir. Di satu sisi mereka melihat tantangan sebagai peluang untuk maju tapi tidak cukup sabar menjalani prosesnya,” tutur Sakura.
Antisipasi yang dilakukan yakni menyediakan pengembangan karir vertikal dan horizontal yang memungkinkan karyawan pindah antardivisi. Pengembangan kompetensi juga didorong lewat fasilitas training di dalam dan luar negeri, serta inhouse training.
Aspek ketiga, yakni soal lingkungan kerja yang dibuat lebih semi formal. Ekspresi diri dianggap menjadi hal yang dianggap perlu oleh Generasi Y. “Kami menyebut kantor sebagai playground agar kita menganggap kantor dan bekerja sebagai sesuatu yang menyenangkan,” katanya.
Keempat, aspek feedback atau umpan balik. Menurut Sakura, Generasi Y cenderung tidak betah diam dan selalu ingin tahu tentang progresnya. Kalangan ini bukan tipe pegawai yang akan nrimo apapun yang diberikan atasannya.
Pihak SDM pun mengantisipasi dengan menyediakan kesempatan di mana pegawai bisa berkomunikasi dan bertanya tentang target kerja dan pencapaiannya bahkan memberikan kritik dan saran.
Lebih lanjut, dia berujar saat ini perusahaan mempersiapkan pola rekrutmen yang lebih fokus untuk menyambut generasi berikutnya selain Generasi Y. “Saat ini kita mempersiapkan untuk menyambut generasi Z, anak-anak yang lahir setelah tahun 1995. Tak jauh beda dengan Gen Y, mereka menuntut kebebasan, aktif, agresif dan pintar,” ujarnya.
Dalam menjaga kinerja dan produktivitas, manajemen melakukan beberapa cara antara lain dengan melakukan performance review dua kali setahun. Setiap pegawai dituntut untuk berkinerja dengan memiliki CENDOL, yakni creative, enthusias, new talented person, do it with passion, open minded, dan loyal.
0 komentar:
Posting Komentar