Rabu, 01 April 2015

Coaching adalah Sebuah Percakapan


Inti dari Coaching itu adalah percakapan, Ya Percakapan. Tetapi bukan percakapan yang tak tentu arah, melainkan sebuah percakapan yang terarah, percakapan yang jelas tujuannya, menggali sesuatu (problem) bahkan mampu men-direct seseorang atau klien dalam memenukan solusi atau memutuskan sesuatu. Percakapan yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung sang klien untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Seorang coach yang mahir akan mampu mempraktikkan coaching sehingga seolah-olah itu adalah percakapan biasa. Namun sejatinya di dalam percakapan itu terjadi proses perubahan yang sangat halus bahkan Men-direct. Seperti pengalaman saya ketika melakukan percakapan dengan salah satu Coach dan selaku GM PT Pelatih Indonesia Coach Adib Fikri.

Coaching adalah Sebuah Percakapan
Tentu saja, Coaching tidak selalu terkait dengan percakapan untuk mencapai tujuan, meskipun secara tidak langsung tujuan akan tercapai bila sebuah sesi Coaching berlangsung dengan efektif. Coaching juga tidak selalu terkait dengan percakapan untuk menyelesaikan masalah, meskipun pada saat sesi coaching berjalan dengan baik secara tidak langsung masalah pun ikut terselesaikan.  Coaching pada dasarnya adalah percakapan untuk membangun kesadaran dan mengeksplorasi pilihan-pilihan. Coaching adalah percakapan menggali untuk memfasilitasi seseorang menemukan jawaban dari situasi mereka sendiri dalam memutuskan sesuatu, meskipun jawaban yang diperoleh adalah “Tidak” sekalipun.

Lalu, kapan sebuah percakapan dianggap sebagai coaching?

 

  • Pertama, Coaching adalah percakapan dengan sebuah tujuan. Tujuan ini bisa secara eksplisit dinyatakan di awal. Misal Seorang klien yang ingin kursus setir mobil dan berkonsultasi pada Coach. Coach tidak akan mengajarkan Anda menyetir mobil tapi Coach akan menanyakan apa tujuan sebenarnya anda ingin mengikuti kursus setir mobil tersebut. “Terus, kalau Anda sudah bisa menyetir mobil, apa yang ingin Anda dapatkan? Tujuan dan Manfaatnya Apa?” Percakapan yang tanpa tujuan bisa dipastikan bukan coaching, meski ia menyenangkan. Sisi lain, percakapan non formal oleh seorang coach ‘diarahkan’ untuk mencapai sebuah tujuan, bisa jadi sebuah coaching.
Purpose ?
  • Kedua, Coaching adalah percakapan yang berfokus pada klien. Kadang terlihat  seperti sesi curhat tapi bukan. Sang coach mendengar, untuk memahami, menggali dan membantu kliennya menemukan pemahaman baru. Bukan mendengar, lalu untuk menimpalinya dengan kisah kasih pribadi, sehingga malah kadang berbalik menjadi sesi curhat sang coach. Juga bukan sesi pemberian nasihat-nasihat bijak.
 
Menggali Potensi
  • Ketiga, Coaching adalah percakapan yang berorientasi pada tindakan. Di akhir sesi, tidak saja klien merasakan sebuah rasa seperti semangat, lega, dsb, melainkan juga dibimbing untuk mengambil tindakan nyata.
    “Terus, kalau sekarang kamu sudah bisa menemukan manfaat ketika kamu sudah bisa menyetir mobil, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?” Atau, “Nah, saat ini Anda sudah bisa memilih mana keputusan yang akan Anda ambil ?.
    Lalu, apa yang mungkin menghalangi Anda untuk benar-benar mengambil keputusan itu? Dan apa yang akan Anda lakukan terhadap halangan itu?” Seorang coach tidak pernah membiarkan kliennya berhenti hanya di perasaan. Ia akan terus mengejar sang klien hingga pada rencana tindakan. Sebab tidak ada hal yang akan benar-benar berubah, sampai sesuatu benar-benar dilakukan.
Take ACTION!


Ini setidaknya beberapa ciri khas percakapan yang menggunakan Metode Coaching.



0 komentar:

Posting Komentar