• Life Coaching

    Life Coaching membantu Anda mencari impian dan tujuan hidup. Menyentuh 8 aspek sisi kehidupan (spiritual, kesehatan, keluarga, pasangan hidup, keuangan, komunitas, pengembangan diri, dan rekreasi).

  • Wealth And Money Coaching

    Wealth and Money Coaching adalah sebuah kombinasi program psikologi dan strategi perencanaan keuangan untuk Anda. 80% adalah Money Psycology and 20% Financial planning strategy.

  • Business Coaching

    Business Coaching adalah sebuah program coaching / pelatihan bagi Anda yang akan memulai bisnis atau yang sudah memiliki bisnis. Para Coach akan membantu menggali potensi Anda.

  • Agriculture Coaching

    Agriculture Coaching adalah program bagi Anda yang bergerak di bidang Ketahanan Pangan (pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan), baik pribadi, kelompok tani, koperasi, penyuluh pertanian, maupun pemerintah

  • Insurance Coaching

    Agen : Kami melatih Anda dengan menggali potensi Anda, sehingga Anda mampu mendengarkan dan memahami nasabah Leader : Tangangan terbesar leader Anda adalah tingkat keluar masuknya agen dan bagaimana memotivasi mereka. Kami akan melatih Anda dari segi pembuatan sistem managemen team sehingga Anda akan lebih mudah mendapatkan agen yang produktif dan bekerja dengan sistem.

  • Brighter Generation Coaching

    Merupakan bagian dari Life Coaching yang secara spesifik akan membantu mendampingi Anda dalam menyambut masa depan dan mempersiapkan generasi yang cemerlang

  • Food Business Coaching

    Food Business Coaching adalah program coaching untuk pengusaha makanan khususnya industry UMKM dan UKM. Pada program ini akan didampingi bagaimana standarisasi industry yang ideal, bagaimana seharusnya menerapkan sistem HACCP dan membantu Industri kecil untuk dapat bertumbuh menjadi Industri makanan yang besar

  • Student Coaching

    Student coaching merupakan suatu bentuk katalisator bagi coachee yang notabene yaitu mahasiswa dimana seorang coach nantinya akan menggali potensi dan kekuatan terbaik yang ada di dalam dirinya dengan mendengarkan secara aktif dan bertanya yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan

  • Youthpreneur Coaching

    Youthpreneur Coaching, Adalah program coaching yang mempunyai 3 Fokus utama : 1. Youthpreneur Coaching bagi anak muda yang mempunyai "Big Dream" 2. Program coaching ini juga tepat bagi anak muda yang mulai mencari jati diri 3. Bagi para calon pewaris bisnis. Youthpreneur Coaching adalah coaching terbaik bagi anak muda yang mempersiapkan diri menjadi pewaris dan pengembang bisnis perusahaan keluarga di masa depan

Rabu, 03 Juni 2015

Coaching with The 7 Habits in Mind

Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik tentang Coaching belakangan ini, “Bagaimana jika ada seseorang datang pada seorang Coach, seorang koruptor, dan berminat menjadi klien coaching saya dengan tujuan untuk dapat korupsi lebih banyak dan tanpa ketahuan? Akankah diterima?”

Jawabannya tentu saja tidak. Namun pertanyaan serupa itu menghadirkan tanya lain yang lebih esensial: Lalu adakah batasan dalam coaching? Tentang apa coaching sebenarnya? Insan seperti apa kah yang ingin dibentuk melalui coaching?

About Coaching

Beberapa tulisan karya L. Michael Hall tentang psikologi aktualisasi diri, sebuah penelusuran lebih lanjut dari teori-teori Maslow dkk dengan menggunakan NLP dan NS. Hall berpendapat, bahwa coaching adalah sebuah metodologi, yang di belakangnya berdiri sebuah konsep psikologi. Dan konsep psikologi yang paling cocok dengan coaching adalah psikologi manusia sehat. Ia pun menegaskan bahwa konsep aktualisasi diri yang diusung Maslow dkk, dan kini kita lihat dikembangkan lebih lanjut dalam ranah psikologi positif, adalah psikologi aktualisasi diri. Ya, psikologi aktualisasi diri adalah psikologinya coaching. Dengan kata lain, coaching adalah metode untuk memfasilitasi proses mencapai aktualisasi diri.



Merujuk pada The 7 Habits of Highly Effective People yang dikembangkan oleh Stephen R. Covey. Konsep manusia efektif yang diusung Covey, sungguh selaras dengan konsep aktualisasi diri Maslow, dan karenanya selaras pula dengan coaching. Pertanyaan, “Seperti apa kah kondisi manusia yang ingin dicapai melalui coaching?” akan terjawab oleh The 7 Habits.

Bagaimana ceritanya?

OK. Bagi Anda yang belum familiar dengan The 7 Habits, saya akan rangkumkan inti-intinya ya. Detilnya silakan baca sendiri di bukunya yang hingga kini sudah 25 tahun lebih dan masih laris manis.

The 7 Habits of Highly Effective People
The 7 Habits adalah sebuah model yang dapat kita gunakan untuk memetakan kondisi kita kini, dan menumbuhkannya lebih lanjut. Ia bermula dari sebuah riset mendalam yang dilakukan oleh Stephen R. Covey tentang kesuksesan. Dari studi yang ia lakukan terhadap 200 tahun literatur yang pernah terbit tentang kesuksesan, muncul sebuah pola yang meresahkan. Pada 150 tahun pertama (riset dilakukan tahun 1975), yakni 1775-1925, literatur yang terbit tentang kesuksesan selalu bicara karakter. Yakni, ajaran di masa itu, jika kita ingin sukses, maka kembangkanlah hal-hal seperti kejujuran, kerja keras, ketekunan, cinta kasih, dll. 

Namun pada 50 tahun berikutnya, dan berlanjut sampai sekarang, literatur tentang kesuksesan rupanya berubah arah, yakni banyak membicarakan kepribadian. Yakni, jika kita ingin sukses, maka belajarlah untuk lebih percaya diri, perbaiki penampilan, belajarlah persuasi dan komunikasi, dll. Hal-hal yang positif sebenarnya, namun kala tidak dibarengi dengan karakter yang kuat, maka berpotensi melahirkan orang-orang yang menginginkan segalanya serba instan.


Covey kemudian mengajak kita untuk kembali pada pembangunan karakter. Sebab seseorang yang karakternya lemah, katanya, ibarat pohon yang mungkin tampak indah di luar, namun goyah akarnya. Jadilah ia orang yang mudah terombang-ambing dan roboh. Bukankah kita temukan belakangan ini orang-orang yang tersangkut kasus kejahatan adalah mereka yang berpendidikan tinggi? Pengembangan yang fokus pada hal-hal yang tampak luar, jika tak ditopang terlebih dulu dengan yang di dalam, sungguh mudah jatuh hanya sebab diterpa angin.

Dari hasil risetnya tersebut, Covey merumuskan sebuah model yang ia sebut sebagai The 7 Habits of Highly Effective People. Ia sengaja menggunakan kata efektif, sebab kata ini melampaui kesuksesan. Jika kesuksesan berarti mencapai yang kita inginkan, maka efektivitas adalah mencapainya berkali-kali, dengan lebih baik, dalam jangka panjang. Dan hal ini mustahil terjadi kecuali lewat terlebih dahulu membangun karakter yang kokoh. Kata ‘kebiasaan’ juga bukan asal dipilih, sebab membangun karakter sejatinya adalah membangun kebiasaan—sesuatu yang dilakukan berulang-ulang hingga berjalan dengan sendirinya tanpa perlu dipikirkan lagi.

Klop dengan ungkapan bijak dari Samuel Smiles, “Menabur pikiran, menuai tindakan. Menabur tindakan, menuai kebiasaan. Menabur kebiasaan, menuai karakter. Menabur karakter, menuai nasib.”

The 7 Habits mengajak kita untuk menapaki perjalanan mematangkan diri. Manusia memulai kehidupan dari tahapan tergantung, lalu beranjak ke kemandirian, dan berpuncak pada kesalingtergantungan. Untuk dapat naik dari tahapan tergantung ke kemandirian, kita perlu membiasakan 3 hal, yakni: 

  1. Be Proactive. Bertanggung jawab atas diri, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain dan kondisi. Lawannya adalah reaktif. 
  2. Begin with the End in Mind. Karena orang yang sangat efektif bertanggung jawab pada diri, ia pun bertanggung jawab pada masa depannya. Jadilah ia selalu memulai segala sesuatu dari tujuan akhir yang ingin dicapai. Lawannya adalah orang yang ikut arus. 
  3. Put First Things First. Setelah tujuan akhir ditetapkan, ia pun diwujudkan dengan memastikan setiap aktivitas penting yang mengantar ke sana didahulukan. Lawannya adalah orang yang mendahulukan yang mendesak.

Namun kemandirian, ujar Covey, bukanlah akhir dari kehidupan yang efektif. Orang yang sangat efektif bukanlah ia yang bekerja sendiri, melainkan ia yang sanggup berkolaborasi, dan menjadi bagian dari kehidupan yang besar. Dan untuk menapaki tangga kemandirian hingga mencapai tahapan kesaling tergantungan, kita memerlukan 3 kebiasaan, yaitu:

  1. Think Win-Win. Karena orang-orang mandiri sama-sama merasa mampu mengerjakan banyak hal sendiri, maka kebiasaan pertama yang diperlukan untuk dapat berkolaborasi adalah berpikir menang-menang. Niat untuk memastikan bahwa setiap orang merasa mendapatkan kemenangan. Lawannya adalah berpikir menang-kalah, kalah-menang, atau kalah-kalah. 
  2. Seek First to Understand, then to be Understood. Setelah niat dipasang untuk saling memenangkan, praktik nyatanya adalah dengan bersedia untuk memahami orang lain terlebih dahulu, sebelum kemudian minta dipahami. 
  3. Synergize. Dan buah dari semua itu adalah terjadinya sinergi, yakni kerjasama yang kreatif, yang menghasilkan hal-hal yang lebih baik daripada ketika dikerjakan sendiri-sendiri. Sinergi lebih dari sekedar bekerja bersama-sama. Sinergi adalah proses mengolah kelebihan hingga menjadi sesuatu yang baru. Lawannya adalah kompromi dan konflik.

Sementara itu, fitrah manusia kerap berubah, semangat naik turun. Maka perlu ada kebiasaan yang diperlukan untuk menjaga keberlangsungan seluruh kebiasaan tadi. Ia adalah:

  1. Sharpen the Saw. Orang-orang yang sukses berkepanjangan adalah ia yang tekun mengasah diri dalam 4 dimensi: spiritual, inteleksual, sosial, dan fisikal. Ia meluangkan waktu sejenak untuk menyegarkan diri, sebelum maju kembali.

7 Habits ini lah setidaknya standar minimal manusia sehat itu. Maka seorang coach yang tidak mendapati kliennya menjalankan salah satu kebiasaan, dapat mengenali dan membantunya untuk dapat menjalankan kebiasaan itu kembali.

Contoh, aslinya seseorang itu proaktif, bertanggung jawab atas dirinya, mampu memilih pikiran-perasaan tanpa pengaruh lingkungan. Maka saat ia reaktif, seorang coach dapat memfasilitasi proses untuk mengajak klien menjadi proaktif kembali.

Dalam Kebiasaan 1, dipelajari materi tentang Lingkaran Pengaruh dan Lingkaran Kepedulian. Lingkaran Kepedulian adalah hal-hal yang hanya bisa dipikirkan namun tak dapat dipengaruhi. Orang yang reaktif banyak berfokus di sini. Sementara itu, Lingkaran Pengaruh adalah hal-hal yang dapat dipengaruhi secara langsung. Di lingkaran ini lah orang proaktif memfokuskan pikiran dan tindakannya. Maka melihat kliennya yang reaktif, seorang coach bisa bertanya, “Mencermati kondisi yang Anda ceritakan tadi, apa saja kah hal-hal yang bisa Anda lakukan, dan pengaruhi secara langsung?”

Materi lain dalam Kebiasaan 1 adalah bahasa proaktif dan bahasa reaktif. Bahasa reaktif, adalah kata atau kalimat yang ketika diucapkan akan membuat seseorang berada dalam kondisi pikiran dan perasaan yang tidak produktif. Sementara bahasa reaktif adalah kata atau kalimat yang kala diucapkan akan menjadikannya semangat, positif, dan fokus pada aktivitas yang bermanfaat. Maka coach yang mendapati kliennya menggunakan kalimat seperti, “Mau apa lagi, saya tidak bisa berbuat apa-apa, inilah saya!”, bisa bertanya membantu kliennya untuk menggunakan bahasa proaktif seperti, “Apakah kalimat barusan membuat nasib Anda lebih baik? Apa kalimat yang mungkin membuat Anda lebih bersemangat?”

Contoh lain, ketika seorang coach mendapati kliennya tidak mencapai target karena belum mampu mengelola aktivitas eksekusinya dengan baik (terkait kebiasaan 3). Maka ia bisa memfasilitasi kliennya dengan berkata, “Apa satu hal, yang Anda tahu, jika Anda kerjakan maka akan secara bertahap membantu Anda mencapai target Anda bulan ini?” Dengan bertanya hal ini, sang coach sedang membantu kliennya untuk menentukan aktivitas utamanya yang diperkirakan mengarahkan seseorang mencapai tujuan.

Begitu pula jika seorang coach mendapati kliennya hidup tak seimbang (terkait kebiasaan 7), ia bisa bertanya, “Mana kah dimensi diri Anda yang saat ini sedang Anda abaikan?”

Sabtu, 25 April 2015

Designer Wanita yang Menciptakan Logo Si Robot Hijau

Logo Si Robot Hijau ?, Ya merupakan logo dari #teknologi #Android. Sistem operasi yang bersifat open source ini begitu mendunia dan banyak digunakan oleh para pengguna teknologi. Kepopuleran Android tentu tidak lepas dari tangan dingin perusahaan Google yang mampu menciptakan inovasi besar di bidang sistem informasi.

Bersaing ketat dengan sejumlah sistem operasi lainnya, tampaknya si robot hijau ini masih akan mendominasi teknologi gadget dunia hingga akhir tahun 2015. Dibalik bentuknya yang simpel dan unik, ada kekuatan besar yang dimiliki si hijau Android.

Siapa sebenarnya sosok yang pertama kali menciptakan logo Android hingga logo tersebut terkenal dan mendunia seperti saat ini?
Irina Blok, Wanita yang Menciptakan Logo Android

Irina Blok
Irina Blok adalah wanita yang menjadi sosok pencetus lahirnya logo Android. Wanita yang mencintai dunia desain ini mengawali proses pembuatan logo Android bersama timnya di Google pada tahun 2010. Dengan petunjuk berupa penggunaan mobile dengan unsur robot sebagai materi utama pada logo Irina dan rekan-rekannya berupaya berpikir keras untuk menemukan desain logo yang paling tepat dengan petunjuk tersebut.

Banyak Inspirasi untuk Logo Android

Untuk membuat logo Android yang sesuai, Irina mulai mempelajari berbagai desain dari film, mainan dan action figure bertema sci-fi dan luar angkasa. Upaya kerasnya ternyata belum bisa membuahkan hasil yang maksimal. Irina dan timnya belum berhasil menemukan desain logo yang pas dan sesuai dengan konsep yang diinginkan.

Tidak ada yang bisa menebak dari mana inspirasi akan datang. Irina rupanya mendapatkan inspirasi desain dari simbol toilet pria dan wanita yang biasanya terdapat di tempat-tempat umum. Dengan desain piktogram yang begitu sederhana, simbol toilet bisa menyampaikan pesan universal tentang maksud yang ingin disampaikan.

Inspirasi Logo Android
Setelah terinspirasi dari simbol toilet, Irina mulai berkreasi dengan simbol tersebut. Mencoba menggambarkan berbagai bentuk piktogram, mencoba beragam pilihan warna dan menambahkan antena pada bagian kepala, akhirnya Irina dan rekan-rekannya berhasil menemukan desain logo Android seperti yang kita kenal saat ini.

Tak Sepopuler Hasil Karyanya


Meskipun berhasil membuat desain logo untuk teknologi sekelas Android, namun rupanya kehidupan Irina jauh dari publikasi dan pemberitaan dunia. Ia banyak menghabiskan waktu bersama keluarga dan putrinya. Ketika Irina hendak menonton film Alice in Wonderland di bioskop bersama putrinya yang berusia 6 tahun, layar bioskop sempat memutar logo Android yang membuat putri Irina berteriak “Ibuku yang menciptakan itu”.

Hal ini membuat penonton seisi bioskop menoleh ke arah Irina dan membuat Irina menjadi tersipu malu. Ia lantas hanya berlindung dibalik bucket popcorn untuk menutupi wajahnya. Wah, ternyata si pencetus logo Android adalah pribadi yang pemalu, ya.

Tentang Perkembangan Logo Android dan Passion Irina

Logo Android
Irina dan rekan-rekannya di Google memutuskan untuk membuat logo yang bersifat open source dan bisa dimodifikasi oleh siapa pun. Seperti semangat sistem Android yang mengusung konsep open source, logo Android yang bebas dimodifikasi juga diharapkan mampu menjadi salah satu sarana pengembangan kreativitas desain bagi masyarakat dunia. Irina menjelaskan bahwa kunci dalam membuat logo secara sukses adalah konsep yang sederhana dan abadi supaya bisa terus diingat oleh orang lain.

Kini Irina tidak lagi bekerja di Google dan memilih passion-nya yang lain yaitu bekerja di Edmodo, suatu teknologi jaringan sosial untuk menghubungkan guru dan siswa. Meski tidak lagi bekerja di Google, namun kenangan yang diperoleh selama menciptakan desain logo si robot hijau Android tentu menjadi salah satu pengalaman hidup yang sangat berharga bagi Irina. Karya Irina Blok kini sudah mendunia dan banyak menginspirasi desainer lain untuk membuat desain-desain logo Android yang unik.

Yuk belajar dari sosok Irina Blok yang low profile dan senantiasa bersemangat untuk menciptakan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi banyak orang!

Jumat, 24 April 2015

Inovasi Teknologi Gordon Moore Lewat Intel Corp

Apakah Anda sudah mengenal sosok dibalik kesuksesan perusahaan Intel? Perusahaan Intel didirikan oleh Gordon Moore dan Robert Noyce. Kali ini kita akan membahas mengenai perjalanan karir seorang Gordon Moore, salah satu pendiri Intel Corp.

Biografi Gordon Moore

Gordon Moore lahir di California, Amerika Serikat pada tanggal 3 Januari 1929. Gordon bersama keluarganya tinggal menetap di kawasan Pescadero, tak jauh dari kota kelahirannya, California. Kecintaannya terhadap dunia teknologi dan sains sudah terbentuk sejak muda. Gordon muda mendapatkan gelar sarjana kimia dari University of California pada tahun 1950. Empat tahun berselang, Gordon berhasil menamatkan jenjang pendidikan PhD. Bidang kimia dan fisika di universitas yang sama.
Setelah bekerja di laboratorium fisika terapan di Johns Hopkins, Pada tahun 1956 Gordon memutuskan untuk kembali ke California dan bekerja sebagai ahli penelitian kimia di perusahaan Shockley Semiconductor. Salah seorang rekan kerja Gordon bernama Robert Noyce, yang juga memiliki gelar PhD. dari universitas Massachusetts. Shockley Semiconductor menjadi sebuah surga bagi para pekerja yang punya minat dan bakat yang besar terhadap teknologi. Hal ini juga dibuktikan oleh para peneliti Shockley yang akhirnya mulai keluar satu persatu dan membangun perusahaan mereka sendiri. Namun Gordon bersama dengan Robert dan 6 orang rekan lainnya masih terus berusaha untuk memajukan Shockley.
Perjuangan Gordon di Shockley Semiconductor rupanya harus terhenti ketika Shockley mulai menderita kerugian dan memiliki sistem administrasi yang kacau. Gordon bersama dengan Robert dan rekan-rekan lainnya kemudian mencoba untuk meminta bantuan seorang banker bidang investasi untuk memulai divisi baru yang dikhususkan pada penelitian semikonduktor. Dan ketika perusahaan Fairchild Semiconductor didirikan pada tahun 1957, Gordon akhirnya berhasil menjabat sebagai manajer engineering dan memimpin kelompok penelitian semikonduktor di kawasan Silicon Valley.

Berdirinya Perusahaan Intel

Perusahaan Intel kemudian resmi didirikan pada tanggal 18 Juli 1958 dengan nama NM Electronics (singkatan dari Noyce and Moore). Bermula dari sebuah kantor yang kecil dan sederhana, NM Electronics berhasil meraih omset penjualan produk pertamanya dengan sangat baik. Namun hal ini tak membuat Gordon cepat puas dengan pencapaian perusahaannya. Ia menyadari bahwa produksi chip membutuhkan biaya yang sangat mahal. Dan pengeluaran tersebut akan sangat sia-sia apabila perusahaannya tak merancang teknologi yang dapat mempercepat dan meringankan kinerja chip tersebut.
INTEL Corp
Akhirnya pada tahun 60-an, perusahaan tersebut berhasil menciptakan mikroprosesor, yang merupakan salah satu penemuan bersejarah di dunia teknologi. Pada tahun 1969, sebuah perusahaan Jepang meminta Intel untuk memproduksi rangkaian chip yang memungkinkan kegiatan penghitungan rumit dapat dilakukan dengan kalkulator yang bentuknya lebih simpel dan praktis.
Meski dihujani dengan berbagai keberhasilan, perjalanan perusahaan Intel bukanlah lancar tanpa halangan. Pada tahun 1980-an, perkembangan teknologi dunia berlangsung semakin cepat dan memunculkan banyak kompetitor baru yang kompeten. Untuk mempertahankan dominasinya di bidang teknologi, seluruh pekerja profesional di perusahaan diminta untuk bekerja selama lebih dari 50 jam selama seminggu tanpa tambahan upah apapun.
Kesuksesan akhirnya kembali ke tangan Intel pada tahun 1985 ketika Intel berhasil menciptakan mikroprosesor berukuran ¼ inchi saja. Namun kinerja dan kemampuan mikroprosesor tersebut dapat mengimbangi kemampuan komputer berukuran besar. Meksipun mengeluarkan dana penelitian yang tidak sedikit (sekitar US$ 100 juta), akhirnya pengorbanan tersebut dapat dibayar dengan dominasi perusahaan Intel di bidang prosesor dan micro chip dunia.
Mikroprosesor Intel

Kehidupan Sosial Gordon Moore

Bergelut dengan pengembangan teknologi tak membuat Gordon lupa untuk hidup sebagai mahkluk sosial. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat peduli akan keadilan sosial dan kegiatan kemanusiaan. Ia bahkan pernah mendonasikan dana sebesar US$ 600 milyar untuk Caltech, sebuah lembaga institusi pendidikan tinggi di Amerika Serikat. Bersama sang istri tercinta, Gordon Moore juga mendirikan Gordon and Betty Moore Foundation yang banyak bergerak di bidang kemanusiaan sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian pada sesama.
Gordon Moore
Setelah membaca kisah mengenai Gordon Moore kali ini, apakah kita masih menjadi seorang gadget-geek yang kurang memperhatikan lingkungan sekitar kita?
Gordon Moore saja bisa berbagi dengan sesama, lalu mengapa kita tidak?


Kamis, 23 April 2015

Seminar HOW to Become SUCCESS STUDENT and AFTER Graduation #Batch3

HOW to Become SUCCESS STUDENT and AFTER Graduation #Batch3

JIKA sebagian besar jawaban Kamu YA.

Maka Kamu WAJIB IKUT dalam SEMINAR

"HOW to Become SUCCESS STUDENT and AFTER Graduation #Batch3"


SEMINAR ini telah SUKSES diadakan SEBELUMNYA. SEMINAR HOW to Become SUCCESS STUDENT and AFTER Graduation #Batch3 ini akan MEMBANTU Kamu MENEMUKAN berbagai cara MENGGALI dan mengoptimalkan POTENSI yang dimiliki agar mencapai TARGET dan TUJUAN yang diinginkan ketika KULIAH dan setelahnya.


  • Pembicara
Coach HP
Coach HP (Student Coach)

-> Klik Link Berikut Untuk melihat Profile Coach HP : Coach HP



  • Waktu dan Tempat

Sabtu, 23 Mei 2015
Pukul 13.00 - 16.00 WIB
Meeting Room PT Pelatih Indonesia Berlimpah

Jl. Nogosari 83A - Kraton
Yogyakarta



  • Materi (Apa Saja Yang didapat Peserta)
  1. Tantangan apa saja yang dihadapi mahasiswa selama kuliah
  2. Peran mahasiswa
  3. Fakta 2014 tentang jumlah angkatan kerja di Indonesia
  4. Testimoni klien yang pernah dapat coaching
  5. Apa itu coach?
  6. Perbedaan antara training, consulting, counseling, mentoring, dan coaching
  7. Empowerment
  8. Apa itu success?
  9. Bagaimana step untuk menjadi mahasiswa sukses dan setelahnya
  10. Apa itu visi?
  11. Apa itu misi?
  12. 8 Sisi kehidupan
  13. Apa itu nilai?
  14. Source of values
  15. Period of values
  16. Age of generation
  17. Apa itu fokus?
  18. Apa itu syukur?
  19. Apa itu konsisten?
  20. Apa itu komitmen?
  21. The identity iceberg


  • Investasi

Rp 110.000,- (early bird until 09 Mei '15)

Rp 165.000,- (normal 10 until 22 Mei '15)

Rp 220.000,- (on the spot)

TERBATAS 50 MAHASISWA



  • Fasilitas

Fasilitas yang didapat peserta seminar yaitu makalah dalam bentuk hand out, minum, dan snack.



  • Pendaftaran

Isi Form Registrasi melalui link berikut : REGISTRASI Atau dengan menghubungi staff PT Pelatih Indonesia


0274-373-151 (PIC Ulfa)

0888-0879-7979 (WhatsApp)

0838-6979-7979 (SMS ONLY)


Pembayaran via Transfer

Mandiri     : 137.00.7979.999.1

BCA          : 037.999.111.6

BNI           : 881.881.0000

a.n PT Pelatih Indonesia Berlimpah



Referensi : Teguh R.



 

Senin, 20 April 2015

Free Coaching Khusus Wanita

- FREE COACHING -

 
Free Coaching Khusus Wanita

Dalam rangka Milad Pelatih Indonesia dan menyambut Hari Kartini
serta perhatian kami memberikan edukasi mengenai manfaat coaching dalam mengembangkan diri, karir, bisnis, sosial dan lainnya.

Izinkanlah kami terlebih dahulu memperkenalkan tentang apa itu COACHING.
Coaching merupakan pendekatan efektif dalam pengembangan personal, bisnis dan organisasi.

Pada dasarnya, sesi coaching ini akan membantu mitra/coachee (sebutan untuk orang yang didampingi oleh coach) mengeluarkan potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuannya, baik dalam hidup, profesi maupun bisnis.

Pada kesempatan ini, kami mengundang anda KHUSUS WANITA dan akan di coaching oleh para Certified International Coach WANITA juga untuk mengikuti Komplimentari Sesi Personal Coaching (Pro Bono Coaching, free of charge / GRATIS) dan mengetahui lebih dalam tentang manfaat coaching dan mendapatkan pengalaman dalam sesi coaching.
Sebagai Certified  Profesional coach, kami sangat menjunjung kode etik, salah satunya adalah menjaga kerahasiaan informasi yg mitra sampaikan selama coaching.

Program ini akan berlangsung mulai 21-30 april 2015 dan
pendaftaran mulai kamis, 16 april 2015
Berlokasi di Meeting Room PT Pelatih Indonesia Berlimpah, Jl Nogosari 83A, Kraton, Yogyakarta.

Bagi anda yang berminat, Silahkan mengisi Form Registrasi dengan klik link berikut.


http://pelatihindonesia.com/agenda/detail/free-coaching-khusus-wanita





  Referensi : Teguh R



 
 

Sabtu, 18 April 2015

Antisipasi Kaskus Untuk Menyambut Generasi Z

Perusahaan swasta, yang lebih dikenal dengan Kaskus ini, sejak awal didirikan menjadikan keberadaan generasi Y yang unik sebagai perhatian utama bahkan menjadi fondasi perusahaan.

“Kita bukan sekadar mengantisipasi tetapi business nature Kaskus sendiri di-setting dari dan untuk generasi Y,  di mana generasi tersebut tidak bisa lepas dari Internet dan melek ternologi,” kata HRD Officer Kaskus, Sakura Indah Sari. dikutip dari bisnis.
Forum Kaskus.co.id
Ada empat hal yang jadi karakter khas Generasi Y sehingga perlu strategi khusus dibanding generasi sebelumnya. Pertama, dari segi karakter organisasi, salah satu cirinya generasi ini lebih menyukai fleksibilitas. Bentuk organisasi yang kaku dengan hierarki yang ajeg akan jadi membosankan.

“Kaskus sejak awal tidak demikian, dalam banyak hal Kaskus cukup fleksibel, misalnya dari waktu kerja, cara berpakaian, dan stuktur organisasi,” tuturnya.
Sakura berujar karyawan di perusahaan yang bergerdak dalam bidang forum komunitas online ini bisa saja datang pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.00 WIB dan pulang menyesuaikan waktu datangnya.

Sementara itu, untuk pakaian bisa pakai jeans dan kaos, yang penting tetap cukup sopan. Hierarki, meski ada, tetapi tak menghalangi komunikasi lintas divisi atau antara atasan dan bawahan. Sesekali SDM menggelar sesi khusus untuk mempertemukan Kaskus officer dengan CEO dalam Coffee break with CEO.

Kedua, untuk aspek pengembangan karir dan kompetensi yang sering dipertanyakan oleh Generasi Y.
“Kekuatan yang terkadang juga jadi kelemahan generasi ini adalah keinginan mereka untuk bisa segera melesat dalam karir. Di satu sisi mereka melihat tantangan sebagai peluang untuk maju tapi tidak cukup sabar menjalani prosesnya,” tutur Sakura.

Antisipasi yang dilakukan yakni menyediakan pengembangan karir vertikal dan horizontal yang memungkinkan karyawan pindah antardivisi. Pengembangan kompetensi juga didorong lewat fasilitas training di dalam dan luar negeri, serta inhouse training.

Aspek ketiga, yakni soal lingkungan kerja yang dibuat lebih semi formal. Ekspresi diri dianggap menjadi hal yang dianggap perlu oleh Generasi Y. “Kami menyebut kantor sebagai playground agar kita menganggap kantor dan bekerja sebagai sesuatu yang menyenangkan,” katanya.

Keempat, aspek feedback atau umpan balik. Menurut Sakura, Generasi Y cenderung tidak betah diam dan selalu ingin tahu tentang progresnya. Kalangan ini bukan tipe pegawai  yang akan nrimo apapun yang diberikan atasannya.
Pihak SDM pun mengantisipasi dengan menyediakan kesempatan di mana pegawai bisa berkomunikasi dan bertanya tentang target kerja dan pencapaiannya bahkan memberikan kritik dan saran.
 
Generation Y
Lebih lanjut, dia berujar saat ini perusahaan mempersiapkan pola rekrutmen yang lebih fokus untuk menyambut generasi berikutnya selain Generasi Y. “Saat ini kita mempersiapkan untuk menyambut generasi Z, anak-anak yang lahir setelah tahun 1995. Tak jauh beda dengan Gen Y, mereka menuntut kebebasan, aktif, agresif dan pintar,” ujarnya.

Dalam menjaga kinerja dan produktivitas, manajemen melakukan beberapa cara antara lain dengan melakukan performance review dua kali setahun. Setiap pegawai dituntut untuk berkinerja dengan memiliki CENDOL, yakni creative, enthusias, new talented person, do it with passion, open minded, dan loyal.

Dokumentasi Seminar How to Become Success Student and After Graduation

Dokumentasi Seminar How to Become Success Student and After Graduation oleh Coach Hp (Student Coach)
Sukses dilaksanakan pada tanggal 18 April 2015. 
pada jam 08.00 s/d 16.00 WIB di Meeting Room PT PELATIH INDONESIA BERLIMPAH Jl Nogosari 83A, Kraton, Yogyakarta.

How to Become Success Student and After Graduation

How to Become Success Student and After Graduation

How to Become Success Student and After Graduation

How to Become Success Student and After Graduation

Karena ANTUSIASME peserta, SEMINAR ini diadakan kembali untuk #Batch3 dengan tujuan MEMBANTU Kamu MENEMUKAN berbagai cara MENGGALI dan mengoptimalkan POTENSI yang dimiliki agar mencapai TARGET dan TUJUAN yang diinginkan ketika KULIAH dan setelahnya.

Baca selngkapnya untuk : Seminar How to Become Success Student and After Graduation Seminar HOW to Become SUCCESS STUDENT and AFTER Graduation #Batch3