Jumat, 20 Maret 2015

Buku : 7 Langkah Mewariskan Bisnis

7 langkah mewariskan Bisnis
Karya : Coach Wulan

7 Langkah Mewariskan Bisnis

Banyak orang ingin sukses. Ya sukses dalam pekerjaan, sukses dalam studi, sukses dalam relasi, dan... sukses dalam bisnis.
Tentang sukses dalam bisnis inilah yang menuntun anda sampai pada buku ini. Saat anda menyatakan, “Ya, saya ingin sukses dalam berbisnis,” saat ini juga Tuhan mempertemukan anda dengan cara anda mewujudkannya. “Ya, bagaimana anda tau, kalau saya berpikir bahwa ketika melihat buku ini saya merasa mendapatkan petunjuk untuk mewujudkan kesuksesan bisnis saya?”
Delapan tahun saya mengenal dunia coaching. Delapan tahun ini pula saya mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Benar-benar luar biasa dalam segala aspek. Nanti akan saya uraikan aspek-aspek apa yang saya rasakan perubahannya ini.

Sebelumnya saya merasa bahwa hidup saya sudah berkelimpahan. Semua sungguh indah. Gemerlap bintang di langit begitu dekat sehingga mudah saya petik. Eksklusif, tidak semua orang bisa memeluk rasa ini.
Sampai suatu saat Tuhan menyapa saya dengan cara yang tak kalah luar biasa. Hidup saya bukan hanya berhenti. Bukan pula hanya mundur. Tapi... jatuh terpelanting berkeping-keping. Empat anggota keluarga saya sakit dan meninggal dalam waktu yang tidak berjauhan. Ya Allah... sedih banget rasanya! Saya menggugat Tuhan kenapa cobaan ini begitu berat? Saya protes, kenapa di saat saya sedang bersenang-senang Tuhan menimpakan segunung kesedihan?
Segunung? Ya. Kematian keluarga saya hanyalah sebagian dari limpahan bencana bagi saya. Cobaan lain tak perlu saya ceritakan di sini. Atau nanti saya ceritakan di kelas saya. Atau saya ceritakan saat kita bercengkerama di pertemuan kita berdua? Sementara, bayangkan saja apa yang saya rasakan ketika hidup saya penuh dengan penderitaan... sampai suatu saat saya juga menderita sakit yang berujung pada pertanyaan akankah saya secepat ini menyusul keluarga saya yang sudah meninggal? Ya Allah... anak-anak saya masih kecil...

Seperti mungkin juga pernah anda alami, dalam situasi seperti itu, saya berusaha tegar sambil mencari nasihat kiri-kanan. Seperti kehilangan akal dan kepercayaan diri, saya berharap nasihat-nasihat itu akan menyelesaikan masalah dan mengentaskan saya ke kehidupan baru yang benar-benar indah.
Rupanya tidak. Banyak nasihat justru mengurung saya semakin masuk dalam masalah. Nasihat-nasihat itu berseliweran sebagai kebisingan baru. Saya semakin pusing, semakin merasa bersalah, dan semakin merasa bahwa masalah hidup saya semakin besar. Bahkan, saya sampai merasa bahwa saya sendiri adalah masalah. Mengerikan, kan? Anda yang pernah mengalaminya pasti menganggukkan kepala.
Selain hidup, bisnis saya pun makin suram. Bagaimana tidak. Jangankan mengurus bisnis, menegakkan diri saja sempoyongan. Jangankan memimpin karyawan, dan menginstruksikan arahan-arahan tertentu, menatap mereka saja rasanya mata ini sayu.
Belakangan saya tahu kenapa bisnis saya surut. Ketiadaan doa dan support dari keluarga menampah rapuh saya waktu itu. Sudah usaha tidak dipercaya, doa pun tiada. Pelan atau cepat memang bisnis akan mati.
Tidak ikut seminar motivasikah? Anda berpikir seperti itu? Persis seperti isi kepala saya waktu itu.

Di saat saya kehilangan kepercayaan diri, saat itu saya berpikir bahwa dewa dewi penolong ada di luar sana. Saya kan biang masalah, berarti benar dong perlu orang lain yang menolong saya? Begitu pikir saya kala itu.
Dengan sisa-sisa semangat dan bekal yang saya punya, saya bangkit. Seperti kebanyakan orang di luar sana, saya pun mendatangi tempat-tempat, kegiatan-kegiatan, acara-acara yang menurut saya bisa membangkitkan diri saya. Horeee... benar. Saya jadi lebih  percaya diri. “Saya pasti BISA!”
Anda pernah mengalami? Apa yang anda alami? Ya, sama, perubahan! Keluar dari ruangan, saat udara dingin di dalam gedung bertukar dengan debu jalanan, saya jadi pribadi baru yang melangkah dengan mantap. Kiri. Kanan. Kiri. Kanan. Jika ada yang melihat saya, mungkin mereka mengira saya habis disuntik zat PD dosis tinggi.
Begitu pun sesampai di rumah. Di saat orang rumah menyambut saya dengan pandangan datar dan pelukan dingin, saya merasa bisa mentransfer energi kehangatan kepada mereka, khususnya anak-anak saya. Rasanya saya ingin menceramahi keluarga saya dengan sederet kata motivasi supaya mereka bangkit seperti saya. Tiba-tiba saya ingin omong seperti orang orang yang saya temui beberapa waktu itu. Namun, urung saya lakukan. Sambutan keluarga menyusutkan semangat saya. Saya mulai merasa tidak mendapatkan dukungan dari keluarga.

Sore berganti pagi. Berganti sore lagi. Dan saat gelap di keesokan harinya, saya mendapati diri saya kembali seperti hari-hari sebelumnya. Malam kembali gelap. Hati saya pun kembali gelap. Saat keluarga terlelap, saya pun kembali lunglai. Tak tersisa lagi kata-kata mutiara dari orang orang yang telah menjernihkan hati saya beberapa hari lalu. Saya pun sudah tak ingat lagi apa yang mesti saya lakukan untuk bangkit.

                                                                   "Lost Hope"                                              Source :god is call (google.com)

Saya kembali tidur, dengan mimpi buruk, dan keesokan harinya bangun mendapati diri sama dengan isi mimpi saya.
Saya pergi kesana kemari untuk mencari obat untuk fisik, pikiran, hati & jiwa saya lagi. Dan terjadi begitu lagi. Tak ada perubahan. Apapun  langsung melayang seiring ongkos yang sudah saya bayarkan.
Makin terpuruklah saya. Masalah makin menumpuk. Apapun yang saya jalani jadi masalah baru. Saya makin menyalahkan diri sendiri. Sudah sekian lama kok tidak juga menemukan jalan keluar... Bukan saya saja yang mencap begitu. Saya menduga, orang –orang di sekitar saya juga mencibir begitu.
Sampai suatu ketika saya bertemu dengan seorang coach. Pertemuan ini yang kelak, setidaknya sampai saat saya menulis buku ini, mengubah hidup saya. Pertemuan dengan coach ini tidak hanya membuat saya menemukan solusi akar masalah saya, melainkan mengantarkan saya mengenali siapa diri saya. Saya semakin menyadari bahwa  Tuhan sudah membekali saya dengan segenap Potensi Yang Anda sejak saya diciptakan ke dunia ini hanya saja saya belum memahami benar apa potensi saya dan bagaimana memberdayakannya. Juga dengan segala masalah yang “dulu” menurut saya bencana sekarang saya berbalik arah justru menamakannya ANUGERAH! “Terima kasih, Tuhan...” saya semakin bersyukur atas permasalahan yang saya dan anak-anak saya alami. Saya yakin bahwa Tuhan kasih sesuatu ke kita pasti ada alasannya. Pasti untuk kebaikan kita. Pasti akan menghindarkan kita dari keburukan yang lebih jauh lagi.

BJ Habibie dan Coach Wulan beserta suami Coach Fikri
Begitu berharganya peristiwa ini bagi saya sampai-sampai saya secara antusias mau membagikan kisah dan ilmu hidup ini kepada anda. Buku ini adalah salah satu pertanda perubahan hidup saya: BERBAGI. Lewat buku ini saya ingin setiap orang mengenali dirinya sendiri dan meraih kesuksesan berbekal potensi dirinya. Sesuai dengan Visi Hidup saya : Meninggalkan banyak karya melebihi usia saya di dunia, dan Misi Hidup saya : Menjadi GREAT COACH.
Saya berharap setelah anda selesai membaca buku ini, anda akan komitmen untuk mempraktekkannya, dan saya YAKIN hidup & bisnis andapun akan menjadi lebi baik dari sebelumnya seperti yang saya alami.

Sukses Berkah Berlimpah buat kalian semua…
Coach Wulan


KARENA DICETAK TERBATAS
BUKU INI HANYA BISA DIDAPATKAN DENGAN MEMESAN DI PT PELATIH INDONESIA
atau hubungi
info@pelatihindonesia.com / 0274 373151 / 085743454290

0 komentar:

Posting Komentar